Minggu, 29 Maret 2020

Broken Home

Percayalah  Bukan Hanya Kamu....

Menjadi anak Broken Home memang tidak mudah. Namun, kita pun tak bisa memilih bersama siapa atau terlahir dari keluarga yang seperti apa. Melihat mereka yang sempurna sungguh sangat menyesakan dada, kebersamaan mereka, tawa canda mereka hanyalah angan semata. Tak dapat dipungkiri rasa iri itu sering kali datang menghantui.

Menjadi anak Broken Home bukan keinginan kita, lantas siapa yang pantas disalahkan atas apa yang menimpa pada hidup kita? Menjadi anak Broken Home itu menyakitkan aku tau itu. bagaimana tidak kehangatan keluarga, pertumbuhan kita, masa depan kita semuanya terampas begitu saja.

Mungkin tak pernah sekali saja terbayang oleh kita menjadi anak Broken Home. Namun lagi lagi apalah daya kita yang hanya bisa berencana dan tuhan yang mengatur segalanya. Bukan hanya kamu saja, aku pun pernah menyalahkan tuhan atas semua yang terjadi didalam hidup. Bertanya mengapa Dia merenggut semua kebahagiaan yang aku miliki dan berkata bahwa Dia yang berhak bertanggung jawab atas semua luka yang aku terima.

Kebenciaan tak pernah hilang sebelumnya dari diriku. Membenci, Menyumpahi seolah sudah menjadi makanan sehari hari. mendapatkan hinaan, tatapan tajam ata bahkan yang lebih menyakitkan ketika mereka melihatku dengan tatapan meremehkan seolah berkata "Anak sepertimu bisa apa? hanya bisa berulah tak menghasilkan apa apa" kira kira seperti itu. Sakit? marah? malu? terluka? yaaaa semuanya kurasakan, bohong jika aku berkata aku baik baik saja karena semua itu sangat menyakitkan.

Namun, aku sadar tihang utamaku sudah hancur berantakan tak ada lagi yang bisa di perbaiki aku sadar itu, lantas apa hanya karena satu tihang saja yang hancur aku juga harus menghancurkan tihang lain? apa hanya karena satu tihang saja jalanku terhalang? katanya kini aku hanya sampah yang tak berguna, aku hanya manusia yang tak mempunyai lagi masa depan. Aku sadar hinaan yang mereka lontarkan padaku seharusnya aku patahkan, bukan diam itu sama saja artinya dengan aku mengiyakan apa yang mereka katakan.

Kita memang anak Broken Home tapi kita bisa lebih dari mereka, Kita memang pernah jatuh dan mungkin cukup lama untuk bisa berdiri lagi. Tapi bukan berarti tak ada kesempatan untuk kita merubah semua bukan? masa depan itu sedang menanti kita, ia tak peduli dengan kondisi kita yang ia lihat adalah kerja keras, usaha dan doa doa kita.

jika sampai sini kamu masih mengeluh "apa kita bisa?". Tentu, kita bisa. Kita adalah anak yang tuhan ciptakan dengan sangat istimewa. tidak banyak orang yang seperti kita. itu karena tuhan percaya kita bisa dan kita lebih kuat dari mereka. Sebenarnya mungkin ini adalah cara tuhan menjadikan kita lebih dewasa dari umur kita, lebih mandiri dari usia kita yang seharusnya, lebih kuat dari yang biasanya. Mungkin di masa depan nanti tuhan memberi kita sesuat yang tak pernah kita sangka sebelumnya, sehingga tuhan ingin kita lebih kuat serta terbiasa menjalani hidup yang sangat berat ini dan yang harus kamu tau ini adalah cara tuhan menyayangi kita dengan cara yang berbeda.

Hanya karena satu tihang yang hancur hidup kita pun menjadi hancur. Aku paham pentingnya tihang itu untuk kita, tapi bukan berarti kita mengabaikan tihang yang lalin bukan. Percayalah bahwa kamu yang berbeda, bahwa kamu yang tak sempurna, kamu yang terhina, mampu melebihi mereka, jika ada usaha dan doa yang tak pernah lupa untuk kau pinta pada sang pencipta.

Mari bersama menggapai semua cita yang sempat tertunda. Mari bersama menghadapi dunia yang sempurna untuk kita yang berbeda. Jangan hiraukan perkataan mereka yang semakin meremehkan kita, perkataan mereka akan menjadi sia sia saat semua doa dan usaha kita dibayar oleh sang pencipta...SEMANGAT!!!

Selasa, 16 Januari 2018

Kamu Bukan Milikku Lagi





Image result for candid di gunung saat senja


Untukmu yang jauh disana, apakah kamu merindukanku?  apa perasaanmu padaku masih sama seperti dulu? apa kamu masih memperhatikanku? mheheh bila aku boleh jujur padamu, aku sangat merindukanmu, aku sangat memperhatikanmu dan tentang perasaanku padamu itu belum pernah hilang sedikit pun.

Sekalipun aku tak berniat pergi darimu  atau melukaimu. Meninggalkanmu bagiku adalah sama halnya dengan aku menancapkan duri pada hatiku sendiri. Aku pun sangat tak mengerti mengapa aku seberani ini meninggalkanmu yang aku rasakan saat aku pergi adalah rasa sakit yang jauh lebih sakit dari pada saat kau melukaiku.

Aku mungkin memang sangatlah bodoh, karena entah mengapa aku sangat merindukan ketika kamu menyakitiku, membuat mataku basah dan pada saat kamu menghinaku dengan kejam. Aku tidak merindukan kebaikanmu karena jujur saja aku mendapatkan hal yang lebih dari semua orang yang dekat denganku. Tapi mereka semua tidak bisa menghapus namamu dihatiku. Mereka tak bisa merubah perasaanku. Mungkin hubungan ku denganmu sudah kamu anggap mati. Namun perasaan yang ada dihatiku tetaplah hidup meski sudah ku buat mati.

Aku tak pernah menyangka bahwa ternyata kamu akan secepat ini meninggalkanku. Bahkan sepertinya kamu sudah tidak ingin melihat lagi wajahku. Kenyataan pahitnya adalah kamu sudah pergi dan tak bisa aku gapai kembali, rasanya percuma ketika aku menangis mengharapkanmu kembali, karena ini semua salahku, aku yang pergi meninggalkanmu. Maka sepertinya aku pantas mendapatkan ini. Selambat apa kamu berjalan tetap saja aku tak bisa menjangkau. Kamu sudah bukan milikku lagi itu yang kusesalkan sekarang.

Selasa, 13 Juni 2017

inilah aku

 
mungkin ini saatnya aku pergi
pergi menjauh dan berusaha tak ada apah apah dalam hubungan kita
aku tau mungkin selama ini yang berjuang dalam hubungan ini adalah aku
hanya aku yang berjuang dan hanya aku yang mempertahankanmu
tetapi kamu tidak

walaupun begitu anehnya aku mencintaimu
aku masih menyayangimu
menginginkanmu
dan aku berharap kamu merasakan hal yang sama denganku

namun kenyataan nya adalah kegagalan
impian yang seharusnya menjadi kenyataan namun berubah menjadi kenyataanyang tak pernah diimpikan.
aku sadar aku tak bisa memilikimu
aku tak bisa merubah semuanya dalam sekejap
aku menginginkanmu
namun kamu tidak

maaf
bila kehadiranku mungkin menjadi penghalang bagi masa depanmu
namun saat kamu terluka di masa depanmu
lihalah kebelakang disana ada aku yang menantimu
ada aku yang selalu mendoakanmu
dan aku masih disana dengan perasaan yang sama walaupun dengan rindu yang berbeda